>>[FF OneShot] Cho Kyuhyun Just The Way You Are ^^<<

Standard

MAIN CAST :

>>Cho Kyuhyun

>>Shin Rin Rin

Other : Shindong, Leeteuk, and Eunhyuk 

Disclaimer : Super Junior belong to ELF! But Cho Kyuhyun and this story is mine! XD

Genre : Full Romance

Warning : Pergantian POV, anggap saja Rin Rin itu dirimu~, Karena ini FF romanceku, aku ga jamin bakal bags T_T

FF ini share ulang lama dari FBku yang satunya. Azk Ririn Kiseki-vipelfkyunnie. 

Author : Ririn Cross 

Happy Reading ^^

~STORY BEGIN~

*RIN RIN POV*

Dia itu sangat menarik, cerdas, dan tampan. Banyak yang memujanya, mengharapkannya, bahkan ingin melakukan apapun untuk namja itu. Ia bagai sesuatu yang cepat sekali berubah, berubah ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Tak heran lagi semakin banyak saja yang mengidolakannya. Sebagai salah satunya aku menjadi sangat pesimis. Dimana-mana selalu saja dirinya yang di sebut, dielu-elu, dan dipuja-puja. Tidakkah mereka tahu bagaimana rasa hati seorang yang ada di sampingnya? Apakah semua harus berakhir begitu saja atau tetap bertahan? Kadang itu sangat sulit. Aku harus mengalah dan menyembunyikannya. Akan lebih baik tidak ada orang yang tahu mengenai hal ini, dan lebih baik pula jika ia lepas dariku. Kenapa kau memilihku?

~XXX~

Aku melihat keluar jendela. Salju pertama tahun ini. Indah sekali, dan tebak siapa yang kupikirkan? Tentu saja kalian sudah tahu.

“Saeng…” Sebuah suara yang sudah kukenal sejak lahir memanggilku dengan halus. Aku membalikkan badan ke arah pintu menatap sosoknya yang berdiri di sana.

“Ya oppa?”

“Kau bisa temani oppa ke pesta besok malam?” pintanya kemudian duduk menjejeriku.

“Kenapa tidak dengan Nari eonni saja?” tanyaku.

“Mana mungkin oppa membawanya. Oppa tidak mau membuatnya di sorot banyak kamera wartawan. Kalau kau kan tidak apa-apa karena dongsaengku,” jelasnya.

Aku berpikir sejenak.

“Apakah kau sudah ada rencana?” tanyanya membaca pikiranku.

Oppaku memang tidak pernah salah. Aku telah diajaknya. Sejujurnya aku tidak pernah berpikir ia akan mengajakku. Tidakkah ia tahu resikonya, atau ia hanya pura-pura tidak tahu saja?

“Ne.” Aku mengangguk dengan agak berat.

“Gwaenchanayo. oppa akan mencoba mengajak yang lain,” ujarnya kemudian mengelus kepalaku.

“Mianhae oppa,” ujarku tertunduk.

“Jangan menekuk muka seperti itu. Dongsaeng oppa tak boleh begitu, nanti cantiknya hilang!” ujarnya.

“Ara oppa.” Aku mengangkat kepala dan tersenyum padanya.

“Nah! Ini baru namanya dongsaeng oppa!”

Aku tersenyum semakin lebar.

“Baiklah, oppa pergi dulu ya. Masih ada jadwal bersama Super Junior. Ada yang mau kau titipi salam? Misalnya Kyu? Katanya kau mengidolakannya?” tawar oppaku sambil tersenyum penuh arti.

“Ya! Terserah oppa sajalah,” jawabku sekenanya.

“Hahaha… kau sepertinya benar-benar suka pada anak itu, apa tidak sebaiknya oppa sampaikan juga?” godanya.

Aish, dia memang oppa kurang ajar. Langsung saja bantalku mendarat ke mukanya.

Ia memang tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.

~XXX~

Keesokan harinya…

“Sudah siap?” tanyanya dari telepon.

“Ne,” jawabku singkat.

“Kau sakit?” Ia tampak khawatir kalau di dengar dari nadanya.

“Aniyo. Aku akan bersiap secepatnya,” elakku.

“Baiklah, 5 menit lagi kujemput,” ujarnya.

“Ne.” Aku kemudian menutup sambungan.

Berat sekali pundak ini. Ah…aku ingin lebih bebas. Aku ingin tempat jauh dimana tak ada siapa-siapa di sana dan hanya ada ketenangan.

Aku menjatuhkan diri di kasur untuk beberapa saat. Pergi dengannya sama saja cari masalah. Kalau sampai ia ketahuan pasti akan langsung heboh. Beratnya menjadi bagian dari dirinya. Tetapi aku tetap mencintainya walau sekarang aku sedang dalam titik kejenuhan.

~XXX~

TING TONG TING TONG

Aku terbangun. Astaga! Aku ternyata tertidur. Pasti dia yang ada di sana!

Aku segera berlari ke bawah. Tak peduli walau aku belum bersiap dan penampilanku sedang sangat berantakan. Mungkin ini lebih baik.

Kubuka pintunya. Memang benar dia berdiri di sana, dengan kacamata hitamnya, topi warna hitam, dan syal warna senada dengan topi dan kacamatanya yang menutup sebagian mulutnya.

Saat melihatku ia langsung melepas kacamata hitamnya. Dia pasti akan memarahiku.

“Aku datang,” ujarnya dengan wajah polos tampannya.

“Ne.” jawabku singkat sambil tersenyum tipis. Ia kemudian menatapku, tetapi tiba-tiba.

“Ehm…” Ia tampak gugup dan memerah kemudian menundukkan wajahnya?

“Waeyo?” tanyaku linglung masih melihatnya. Aish, apa ada yang salah denganku? Apa aku salah menemuinya dengan baju tidur ini? tanyaku dalam hati kemudian menyadari aku memang salah! Ups, baju tidur!

“HYAAA!” Aku langsung berteriak dan membanting pintu di depan mukanya. Aku masih memakai baju tidur yang agak terbuka. Astaga. Apa yang kupikirkan tadi!? Aku segera mengambil jaket yang tergeletak di ruang tamu dan memakainya.

Kemudian menyiapkan batin untuk menemuinya.

Ia masih berdiri di sana, dengan ekspresi yang sama. Ckck, semoga dia tidak berpikir macam-macam! Awas kalau iya! Kau akan mati Cho Kyuhyun.

“Masuklah,” ujarku. Ia menurut dan agak kikuk karena ini pertama kalinya ia masuk ke rumahku.

“Mau minum apa?” tawarku.

“Terserah padamu,” ujarnya. Ia masih belum berani menatapku.

“Teh saja ya,” usulku. Dia mengangguk patuh.

Aku membuatkan teh hijau untuknya agar dia lebih segar dan tidak stress karena jadwalnya yang padat, menghidangkannya bersama dengan sepotong dessert untuk menambah energinya. Ini masih cukup pagi, masih jam setengah delapan.

“Silahkan.” Aku menyuguhkannya dengan hati-hati. Ia membantuku membawa teh panas itu.

“Mianhae.. aku belum siap-siap. Tadi aku tak sengaja tertidur,” jelasku.

“Gwaenchana.. Aku akan menunggumu bersiap-siap,” ujarnya.

“Baiklah. Kau kutinggal tak apa kan?” tanyaku. Ia mengangguk. Aku pun segera melesat ke lantai atas menuju kamarku dan segera mandi lalu bersiap-siap.

*END OF RIN RIN POV*

~XXX~

*KYUHYUN POV*

Aku mengamati seluruh isi rumah ini. Sangat sederhana tetapi cukup rapi. Warna merah dan biru mendominasi, tak salah hyung tinggal di sini. Ini memang warna kesukaannya. Dan kukira, adiknya, ehm tepatnya nae yeojachingu juga menyukainya tentunya.

Aish. Kenapa sosoknya saat tadi masih terbayang-bayang saja di otakku. Aku lalu memukul-mukul kepalaku untuk melenyapkan pikiran buruk itu.

“Lama menunggu?” Suara itu. Aku langsung melihat ke arahnya. Ia berdiri di sana dengan memakai celana jeans, kaos hitam, dan cardigan warna krem. Itu memang gayanya, ia berbeda dengan yeoja pada umumnya yang ingin terlihat feminim, ia lebih cenderung santai dan agak tomboy mungkin. Tetapi tetap saja aku menyukainya, apapun yang ada dalam dirinya aku suka. Ini memang gila, tetapi tak dapat kupungkiri karena dia yang apa adanya membuatku menyukainya.

“Aniyo,” jawabku. “Kau cantik.” Tak sengaja kata-kata itu meluncur dari bibirku. Aish, seumur-umur aku tidak pernah mengatakan kata-kata itu pada wanita selain eommaku.

“Ne..gomawo,” jawabnya salah tingkah. Lucu sekali ekspresinya saat itu. Ternyata aku memang benar-benar menyukainya. “Bisa kita pergi sekarang?” tanyanya lanjut.

Aku mengangguk dan menggandeng tangannya. Ia tampak gugup. Kami memang jarang sekali bertemu apalagi berkencan. Bahkan belum pernah. Ini pertama kalinya aku mengajaknya kencan setelah hubungan kami selama kurang lebih satu tahun yang hanya sekedar tatap muka atau lewat email dan sms. Ia sangat berbeda, dan aku tak ingin melepaskannya sedikitpun.

Aku membukakan pintu untuknya, mempersilahkannya masuk, dan aku memutar tubuh berjalan lalu duduk di balik kemudi.

“Kau mau kemana?” tanyaku.

“Ke tempat yang sepi,” jawabnya membuatku terkejut. “Waeyo?” Ia menyadari perubahan ekspresiku.

“Aniyo.. kau yakin?” tanyaku memastikan.

“Ne, aku suka ketenangan,” jawabnya. Aku tahu itu.

Mesin kunyalakan, gas kutarik perlahan, mobilku berjalan membelah pagi menyongsong arah matahari terbit.

Selama perjalanan kami terdiam. Aku tidak tahu harus bicara apa, terlalu banyak yang ingin kutanyakan sehingga aku melupakan semuanya. Bodohnya aku.

“Oppa..” panggilnya. Aku menoleh sekilas padanya dan menatap jalanan lagi.

“Ne,” jawabku akhirnya.

“Mana PSP yang katanya belahan jiwamu itu?”

Doeng. Aku hampir terbatuk karena terkejut.

“Dibalik laci itu,” tunjukku. Ia membukanya dan mengambil benda kesayanganku itu.

“Boleh aku main?” tanyanya seperti sangat tertarik.

“Ne,” jawabku sambil tersenyum.

Selama perjalanan ia sibuk mengutak-atik benda kesayanganku itu. Ia terlihat sangat serius, mungkin seperti itulah diriku yang biasanya. Aku hanya bisa tersenyum geli melihat kelakuannya yang lucu itu.

*END OF KYUHYUN POV*

~XXX~

*RIN RIN POV*

Akhirnya kami tiba di sebuah kawasan pegunungan yang hijau. Udaranya sangat sejuk. Aku menikmatinya. Kuhirup udara segar ini. Kemudian menatap namja tampan di sampingku.

“Tempat yang bagus,” ujarku. Ia tersenyum kemudian mengacak rambutku.

“Tentu saja! Siapa dulu yang pilih!” jawabnya bangga. Tanpa menunggu ia bicara lebih banyak aku sudah menariknya lebih dulu ke tempat strategis. Aku dan dia duduk di sana. Melihat ke bawah ada jurang dengan sungai bening yang mengalir cukup jernih. Di depan terhampar pemandangan hijau dan langit biru yang bersih cerah. Udaranya sejuk dan cenderung dingin karena hari masih pagi.

“Kau senang?” tanyanya sambil melihat ke arahku.

“Sangat bahagia!” jawabku cepat dan ceria sekali. Sudah lama aku tak menikmati hal seperti ini, semuanya terasa bebas.

“Aku senang mendengarnya,” jawabnya kemudian ikut menikmati seperti yang aku lakukan.

Aku tersenyum memandangnya. “Gomawo…”

“Tidak perlu. Kau adalah milikku. Apapun akan kulakukan untukmu!” ujarnya mantap. Aku terdiam. Dia begitu jujur dengan ucapannya.

“Waeyo? Kau tidak yakin?” tanyanya setelah melihat ekspresiku. “Apa kau mau bukti?” tuturnya lagi.

Aku menatapnya dengan pandangan yang sulit dideskripsikan. “Kau tidak menyesal memilihku?” tanyaku langsung tanpa menjawab apa yang ia tanyakan.

Ia tampak sangat terkejut dengan pertanyaan yang aku lontarkan. Senyumnya langsung pudar. Astaga, kebahagianku hilang sudah. Hanya demi senyum itu aku tetap bertahan di sampingnya dan sekarang aku yang membuatnya kehilangan senyuman?

“Kau tidak percaya padaku?” tanyanya menohokku.

“Kadang,” jawabku tanpa sadar. Aku tahu ini melukainya.

“Kau meragukanku?”

“Aniyo! Kenapa kau menanyakan itu?” tanyaku balik.

“Jujurlah, kau kenapa? Akhir-akhir ini sikapmu aneh. Apa kau sudah bosan padaku?” tanyanya semakin membuatku tersudut.

“Aniyo,” jawabku singkat.

Ia semakin menatapku dengan sorot matanya yang tajam dan menusuk.

“Jangan bohong padaku!” sentaknya. Aku terdiam. Ia sepertinya marah padaku. Ia sangat marah.

“Apa karena aku yang tidak ada waktu denganmu maka kau bosan padaku. Aku memang tidak pernah mengajakmu pergi, bertemu pun jarang, tetapi aku yakin kita dapat melalui semua ini. Apa itu masalahnya?” tanyanya lagi.

Bukan, bukan itu. Aku tertunduk tak berani menatap matanya.

“Jawab aku apa yang kau inginkan?” nada suaranya merendah. Ia seperti ikut terbawa arus emosiku.

Aku kini menatapnya yang tertunduk.

“Cho Kyuhyun-sshi. Kau itu sangat sangat istimewa bagiku,” jawabku jujur. “Karena terlalu istimewa maka aku tidak yakin bisa mendampingimu,” lanjutku. Ia menegakkan kepalanya dan melihatku bicara.

“Kau pasti tahu. Banyak sekali wanita yang mencintaimu, menyukaimu, dan akan melakukan apa saja untukmu yang mungkin tidak bisa aku lakukan,” jawabku. Ia masih mencoba mencerna kata-kataku.

“Semakin lama semakin banyak yang menyukaimu, kau tampan, pintar, terkenal, dan punya banyak kelebihan. Aku merasa kau semakin jauh, aku tidak yakin dengan dirimu yang sudah menentukan pilihan padaku. Ini sulit di percaya,” lanjutku dengan mata berkaca-kaca. Astaga, aku tidak boleh menangis di depannya. Aku biasanya kuat kenapa jadi seperti ini.

“Cho Kyuhyun. Aku jenuh, sebaiknya kita akhir–“ Belum selesai aku bicara ia sudah membawaku dalam pelukannya. Hangat sekali. Dan bisa kurasakan debaran jantungnya yang begitu cepat. Apa dia marah?

*END OF RIN RIN POV*

~XXX~

*KYUHYUN POV*

Aku tidak mengerti kenapa ia bisa mengatakan semua itu. Tetapi aku sadar ia pasti sudah menyimpannya lama. Aku ternyata belum bisa membahagiakannya. Sedih sekali melihatnya seperti ini.

“Cho Kyuhyun. Aku jenuh, sebaiknya kita akhir–“ Andwae! Teriakku dalam hati, lalu segera menariknya ke dalam pelukanku. Ini pertama kalinya aku memeluknya. Ia hanya diam tak memberikan reaksi. Padahal jantungku sudah berdebar tidak karuan.

“Jangan katakan itu Shin Rin Rin!” marahku. Ia masih diam. Kelihatannya mengerti dengan apa yang aku maksudkan.

“Kau pasti lelah karena semuanya ini. Tetapi aku akan berusaha untuk melakukan yang terbaik dan selalu memperhatikanmu,” ujarku mencoba menenangkannya.

“Aku hanya ingin kau disini menemaniku, kau sudah menjadi bagian hidupku babo!” marahku. Ia memperdalam pelukannya. Kurasa ia sadar dengan perasaanku saat ini.

“Kau jangan berpikir macam-macam lagi. Aku tidak akan pernah melepaskanmu walau kau ingin lepas. Kau tahu? Selama kau sudah berada dalam kurungan Cho Kyuhyun, kau tidak akan bisa pergi!” ujarku sambil menyeringai.

PLETAK

Ia menjitakku. “Ya! Apa yang kau lakukan?!” Aku pura-pura marah sambil mengelus-elus kepalaku yang kena jitak.

“Ya! Kalau bersamamu terus bagaimana aku bisa menikah?” tanyanya sambil mengerucutkan bibirnya. Lucu sekali sampai aku berpikir untuk menciumnya.

“Tentu saja aku yang akan menikahimu! Apa perlu sekarang juga aku menghadap appa dan eommamu? Lalu bilang pada Shindong hyung?” ancamku.

“Andwae! Aku masih delapan belas tahun! Aku belum mau menikah muda!” ujarnya.

Aku tertawa dan mengacak-acak rambutnya. Ia memang masih sangat muda. Umurnya lima tahun dibawahku, tetapi hanya dia yang bisa menaklukan hatiku.

“Aku juga tidak mau dibunuh ELF dan Sparkyu gara-gara menikah dengan Cho Kyuhyun oppa mereka. Aku masih tahu diri,” jawabnya lagi. Dia sungguh sangat polos.

“ELF dan tentunya Sparkyu tidak akan begitu! Mereka pasti pada akhirnya merestui kita!” janjiku.

Dia kemudian tersenyum tipis. “Yah, Cho Kyuhyun tetaplah Cho Kyuhyun. Kau apapun itu, sepertinya aku memang tidak akan bisa lepas darimu,” ujarnya kemudian tersenyum sambil menatapku.

Aku terdiam sejenak. Ia menatapku lagi dengan mata beningnya.

Kemudian aku  tersenyum lebar. “Ya! Kenapa kau memanggilku tanpa embel-embel oppa!” desisku tajam pura-pura marah.

Dia hanya manyun. Aku terkekeh kemudian mengelus kepalanya lembut.

“Ne benar sekali, aku tetaplah Cho Kyuhyun, walau apapun yang kulakukan dan apa yang aku kerjakan sekarang ataupun nanti. Dan selama itu pulalah kau akan selalu bersamaku bukan?” tanyaku. Dia hanya tersenyum. Manis sekali.

“Ne, tentu saja,” angguknya patuh.

“Berarti kau mau aku menunggu berapa lama?” tanyaku kemudian, ingin menggodanya. Ia tampak berpikir. Kemudian menatapku.

“Mollayo,” jawabnya lagi-lagi dengan wajah polosnya. Aku suka itu.

Aku menariknya lagi ke dalam pelukanku. Aku benar-benar sangat menyayanginya. Ia melepas pelukanku, ia menatapku kemudian berucap. “Mianhaeyo… Aku percaya padamu,” ujarnya. Benar-benar membuatku bahagia.

Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Ia tampak sangat terkejut dengan apa yang kulakukan dan…

PLETAKK

Ia memukulku memakai ranting yang entah ia dapat darimana. ==

“Kenapa memukulku lagi!?” sewotku.

“Wajahmu dekat sekali! Tidak baik!” jawabnya sambil menyilangkan tangan.

“Aku kan mau menciummu! Jadi wajar kalau dekat!” ceplosku.

Ia langsung menatapku tajam seperti mau membunuhku. “Apa…yang kau bilang barusan?” sorot matanya semakin mengintimidasi.

“Men…cium?” jawabku tak yakin.

Ia langsung berdiri dan lari dari tempatnya duduk. Hey, dia kenapa? Aku segera menyusulnya.

“Cho Kyuhyun! Awas kalau kau mengejarku dan berniat menciumku lagi!” ancamnya.

Aku tersenyum evil. “Sudah kubilang kau tak mungkin lepas dariku! Aku pasti akan mendapatkanmu!” ujarku kemudian berlari menyongsongnya.

*END OF KYUHYUN POV*

 

_EPILOG_

“Shindong, kau bersama siapa?” tanya Leeteuk.

“Sendirian hyung,” jawab Shindong.

“Kenapa tidak bersama Nari?” tanya Leeteuk lagi.

“Aku tidak mau beresiko,” jawab Shindong.

“Adikmu?”

“Dia sedang ada acara. Daritadi pagi dia sudah menghilang,” jawab Shindong. “Eh iya hyung, Kyu dimana?” lanjut Shindong.

“Lho? Kyu? Sejak pagi dia tidak kelihatan. Aku juga tak tahu,” ujar Leeteuk.

“Kemana ya si evil itu, padahal aku mau menyampaikan salam dari adikku yang kemarin lupa ku sampaikan,” ujar Shindong agak menyesal.

“Ia bilang ada kencan!” jawab Eunhyuk cepat saat mengetahui Leeteuk dan Shindong sedang ngobrol tentang sang evil itu.

“Eh??” Shindong dan Leeteuk melotot bersamaan.

_OWARI_

Gaje?

ini FF oneshoot ku untuk kesekian kali…

genrenya romance mungkin aneh..kekeke

Coment, kritik dan sarannya ditunggu XD

PLEASE, jadi reader yang baik ya.. Jangan jadi SILENT READER 🙂 Gamshae~

57 responses »

  1. aiiissshh..
    itu kaya bukan kyuhyun aja..
    hohoho..
    kyuhyun itu rese! biang keladi! keras kepala! nyebelin! mw menang ndri! hahahha 😀 *digaplok kyu =.=
    kenapa ga jadi kissue sekalian sih??? *yadong mode on*

    sekali lagi kurang panjang chinguuuuu ~~~

  2. Keren eonni,,lebih bagus lagi klo diterusin hehe
    tp keseluruhan FFnya bagus bgt kok,,
    suka sekali…
    Gumawo…

  3. yah aku telat baca lagi -_- *digetok rin eonni*
    kyaa mereka berhubungan udah 1 tahun tapi nggak ada satupun yang tau O.o #geleng2 kepala

  4. nice ff 😀
    bacanya berasa bukan Kyu yang jadi castnya. di sini Kyu terlalu gimana gitu, jauh dari sifat aslinya kkkkk~
    btw salam kenal ya chingu, pengunjung baru nih 😀

  5. Menurutku sih itu ff udah bagus. Tapi lebih bagus lagi kalau di perpanjang atau ada part nya lagi gitu lah :). Gomawo ff nya ….

  6. 훌륭한! Ceritanya seru, tapi kurang panjang. Hwaiting Author^^. Jebal, beri part selanjutnya ne 🙂 Gamsahamnida

  7. Ah, kurang so sweet nih Kyuhyunnya *gigit
    Lumayan sih. Penulisanmu udah rapih, idenya yah walau mainstream tapi yah boleh lah
    Semangat! Keep writing!

  8. Annyeonghaseyo, saya reader baru thor, salam kenal #deep bow..numpang berpetualang di wp ini yaa thor 🙂 janji bakal coment deh
    Btw, ff nya bagus thor..suka banget ama sifat polong Rin rin kkk

  9. Pingback: Kaos Super Junior Kry - Kaos Wanita Murah

Leave a reply to Rissna Everlastingfriends Cloudsjewel SuJu Cancel reply